BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya
manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat
dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang
berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang
berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik
sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga
kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas
sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun,
dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Dalam upaya peningkatan
kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola
satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat
diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang
berkualitas. Tenaga pendidik/guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik/guru
yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas utama guru adalah
bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar
mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang
terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang
maupun sesudah pelajaran berlangsung (Combs, 1984:11-13). Untuk memainkan
peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki
kemampuan professional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal
siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan
diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk
membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.
Proses pembelajaran yang
dilakukan guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks
kegiatan belajar mengajar mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan
hanya sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teaching is primarily and always the stimulation of learner (Wetherington,
1986:131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan
mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak,
sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman
membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif.
Dengan tercapainya tujuan dan
kualitas pembelajaran, maka dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan
evalusi dengan berbagai factor yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan
pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat
dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan anak didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau
lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai
taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal), maka proses belajar
mengajar berikutnya hendaknya ditinjau kembali.
Setiap akan mengajar, guru
perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari
rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung
tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan
pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap
guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan
menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara
memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan
menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek
tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama
bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan
prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut,
setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal
apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan
anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai
calon manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru
senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran
terstruktur dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa
berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat
memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran
terstruktur, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata
kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan
memberikan soal-soal kepada siswa.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka perlu diadakan penelitian
untuk melihat pengaruh pembelajaran terstruktur dan pemberian tugas terhadap
prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Pembelajaran Terstruktur Dengan
Pemberian Tugas dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN
ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada
uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apakah pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas
berpengaruh terhadap hasil belajar Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN ABC Jakarta
Pusat?
2.
Bagaimanakah pengaruh pembelajaran terstrutur dengan
pemberian tugas terhadap motivasi belajar siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat?
C. Batasan
Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan
pembatasan masalah yang meliputi:
1.
Penelitian
ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
2.
Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran 2008/2009.
3.
Materi
yang disampaikan adalah pokok bahasan kerajaan Hindu, Budha dan Islam di
Indonesia.
D. Tujuan
Penelitian
Berdasar atas perumusan
masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengungkap pengaruh pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas terhadap
hasil belajar Pengetahuan Sosiall siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
2.
Untuk
mengungkap pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas terhadap motivasi
belajar Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
E. Kegunaan
Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat
memberikan informasi tentang pembelajaran terstruktur dan pemberian tugas dalam
pembelajaran Pengetahuan Sosial.
2. Guru-guru Pengetahuan Sosial perlu
memanfaatkan teknik pembelajaran terstruktur dan pemberian tugas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam hal kualitas proses maupun
kualitas hasil.