BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan
teknologi tidak akan lepas dari perkembangan dalam bidang IPA. Perkembangan
dari bidang IPA tidak mungkin terjadi bila tidak disertai dengan peningkatan
mutu pendidikan IPA, sedangkan selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai
pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari Nilai mata pelajaran IPA yang
rata-rata masih rendah bila dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Ini
Menunjukkan masih rendahnya mutu pelajaran IPA.
Untuk itu
diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran
salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan
materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya
pelajaran IPA. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat
aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai
dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa
adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar.
Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan
bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
Berdasarkan
pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh
sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar
siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan
yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk
menemukan konsep IPA.
Motivasi
tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga
penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan
pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada
mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses
kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu
akan menyerap dan mengendapan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru
adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001: 3).
Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan
dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan
kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu model
pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan terbimbing untuk mengungkapkan
apakah dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan
motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Penulis memilih metode
pembelajaran ini mengkondisikan siswa
untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan
pengajaran (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran penemuan terbimbingn
siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai
pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa hasil belajar
siswa dengan menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari
hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. (Siadari, 2001:68). Menurut
hasil penelitian Arif Kurniawan (2002) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa, yang ditandai dengan peningkatan prestasi belajar siswa setiap
putaran. Serta dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing
terjadi peningkatan pola berpikir kritis dan kreatif pada kelas yang berdampak
positif terhadap hasil belajar yang dicapai lebih baik daripada tanpa diberi
metode pembelajaran serupa (Lestari,
2002). Dari beberapa hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa metode
pembelajaran penemuan terbimbing sangat erat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran terutama kegiatan pembelajaran IPA.